Warga Kunduz, Afganistan itu berjalan bersama puluhan ribu migran menempuh perjalanan ribuan mil melarikan diri dari perang dan kemiskinan untuk mencari kebahagiaan, dan masa depan yang lebih aman di Eropa.
Uzbeki melintas dari Serbia dalam kelompok besar pengungsi termasuk anaknya, cucu, dan beberapa kerabat lainnya. Ia melintasi pegunungan, gurun, laut dan hutan Eropa yang berbahaya dan melelahkan.
"Kaki saya sakit, tapi aku baik-baik saja," ujar Uzbeki dalam bahasa Farsi yang berbicara melalui seorang penerjemah sambil duduk di lantai di dalam tenda Palang Merah, dikutip dari AP, Rabu (28/10/2015).
Uzbeki mengaku pergi bersama 17 anggota keluarganya selama 20 hari untuk mencapai Eropa. Anaknya yang berusia 67 tahun dan cucunya yang berusia 19 tahun sering menggendongnya.
"Kami memiliki masalah berkali-kali. Saya banyak menderita. Aku jatuh dan melukai kepalaku. Aku memiliki bekas luka di kepala," beber Uzbeki.
Bibihal Uzbeki dipapah tim medis - AP
Uzbeki masih harus menempuh perjalan lagi, sebab mereka berniat pergi ke Swedia. Polisi Korasia yang memeriksa dokumen memastikan Uzbeki berusia 105 tahun. Cucunya, Muhamet juga mengatakan hal yang sama tapi hal ini belum bisa diverifikasi secara independen.
Lebih dari 206.000 migran telah melewati Kroasia sejak 15 September. Kroasia dijadikan akses setelah Hungaria menutup perbatasannya dengan Serbia dan mengalihkan aliran pengungsi ke Kroasia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
