"Kita memiliki tanggung jawab kepada orang-orang yang memilih untuk kita dan tidak akan mengundurkan diri," kata Perdana Menteri Sorin Grindeanu dikutip dari AFP, Senin 6 Februari 2017.
Enam malam terakhir, protes diteriakan di kota-kota di seluruh negeri. Ini merukapan pencurahan terbesar dari kemarahan publik sejak jatuhnya dan eksekusi diktator komunis Nicolae Ceausescu pada tahun 1989.
Objek kemarahan publik adalah keputusan darurat yang menandai mundurnya kekhawatiran dalam upaya pertempuran melawan korupsi. Apalagi mengingat negara ini merupakan negara kedua termiskin di Uni Eropa.
Kabinet Grindeanu sebelumnya pada Minggu mencabut keputusan yang sebelumnya diambil pemerintah tersebut. Tapi ini gagal untuk meredakan pengunjuk rasa.
Keputusan pemerintah, yang telah dijadwalkan mulai berlaku pada tanggal 10 Februari, adalah untuk membuat penyalahgunaan kekuasaan kejahatan hanya dihukum dengan penjara jika jumlah yang terlibat melebihi 200.000 lei atau USD47.500.
Pemerintah juga masih bertujuan, melalui keputusan tersendiri yang akan ditinjau oleh parlemen, untuk membebaskan sekitar 2.500 orang dari penjara yang divonis hukuman kurang dari lima tahun.
Grindeanu Sosial Demokrat (PSD) berpendapat tindakan itu dimaksudkan untuk membawa hukum pidana sejalan dengan konstitusi dan mengurangi kepadatan di penjara.
Tapi kritikus melihat hal ini sebagai upaya yang berani dan transparan untuk melepaskan banyak pejabat PSD dan anggota parlemen yang telah terjerat dalam gerakan anti korupsi besar beberapa tahun terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
