Farid Benyettou, kini sudah meninggalkan masa-masa radikal yang pernah dijalaninya. Dia mengaku bertemu dengan salah satu pelaku serangan Charlie Hebdo,-Cherif Kouachi- dua bulan lalu.
Kedua orang ini sudah saling mengenal selama bertahun-tahun dan bergabung dalam sebuah kelompok pergerakan radikal. Pada 2008, Benyettou dan Cherif didakwa dalam keterlibatan terhadap jaringan ekstremis yang membantu perjalanan ke Irak untuk melawan pasukan Amerika Serikat (AS).
Benyettou divonis penjara enam tahun, tetapi dirinya sudah tidak terlibat lagi dalam dunia ekstermisme. Pria berusia 33 tahun itu, kini melatih diri sebagai perawat kesehatan.
"Saya mengecam atas apa yang sudah terjadi," ujar Benyettou, dalam wawancara dengan iTELE, seperti dikutip AFP, Rabu (14/1/2015).
"Islam mengecam kejadian ini, pembunuhan jurnalis, petugas polisi dan anggota komunitas Yahudi yang dilakukan oleh pengecut," tuturnya.
Bagi Benyettou, tindakan ini seharusnya tidak disalahkan kepada Islam. "Ini adalah kejahatan terburuk yang pernah dilakukan seorang Muslim," lanjut Benyettou.
Said dan Cherif Kouachi melakukan serangan di kantor Charlie Hebdo pada Rabu (7/1/2015) dan akhirnya tersudut di sebuah pabrik cat pada Jumat (9/1/2015). Keduanya akhirnya tewas di tangan polisi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
