medcom.id, London: Perdana Menteri Inggris David Cameron memimpin rapat kabinet terakhir, sebelum digantikan oleh Theresa May. Rabu 13 Juli waktu Inggris, May akan dilantik sebagai PM Inggris.
May juga turut hadir dalam rapat kabinet itu, mengingat statusnya sebagai Menteri Dalam Negeri Inggris. May memberikan penghormatan dalam rapat tersebut, yang digambarkan oleh para menteri berlangsung dengan emosional.
Pada awalnya Cameron akan mundur pada Oktober mendatang. Tetapi mundurnya Cameron dipercepat setelah May dipilih oleh Partai Konservatif untuk menjadi pemimpin.
Namun May saat ini sudah dalam tekanan untuk menentukan waktu Inggris keluar secara penuh dari Uni Eropa. Sebelumnya, pada pemimpin negara UE menyebutkan bahwa penundaan langkah keluar Inggris dari UE berpotensi menimbulkan gangguan ekonomi.
"Ini yang dipikirkan oleh banyak pihak tunggu dan harapkan (dari Pemerintah Inggris untuk segera keluar dari UE)," ujar Ketua Komisi Ekonomi Uni Eropa Pierre Moscovici, di Brussels, seperti dikutip AFP, Rabu (13/7/2016).
Sementara Juru Bicara Ketua Komisi Eropa menyebutkan bahwa UE bisa "mengatasi" negosiasi dengan May. Sebelumnya ada kabar bahwa sosok May dianggap sulit untuk melakukan negosiasi.
Theresa May yang menjadi pengganti David Cameron (Foto: AFP)
Ketika berada di markas Partai Konservatif, May mendorong persatuan dari rakyat agar Inggris tetap kuat keluat dari Uni Eropa. Dia juga menegaskan tidak akan ada referendum kedua mengenai Britain Exit atau Brexit.
"Sekarang, kita harus bekerja sama untuk menyukseskan Brexit. Juga harus membangun negara yang bisa bekerja untuk semua pihak dan mempersatukan partai dan negara ini," tegas May.
Di saat bersamaan, May juga menolak dilakukannya pemilu awal demi memperkuat mandatnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
