Akibat kerusuhan itu, enam petugas polisi dan tiga pengunjuk rasa terluka di pusat kota Paris karena saling baku hantam. Protes serupa juga terjadi di beberapa kota di Prancis, seperti Lyon, Bordeaux dan Nantes serta Rennes.
Dilansir AFP, Senin 24 April 2017, ratusan warga Prancis berkumpul untuk memprotes hasil pemilu putaran pertama yang memenangkan Emmanuel Macron serta Marine Le Pen. Keduanya berhak untuk melaju ke putaran kedua, 7 Mei mendatang.
Macron menduduki puncak putaran pertama dengan 23,7 persen, sementara Le Pen hanya memperoleh 21,9 persen.
Macron, mantan menteri ekonomi, dan Le Pen yang seorang politikus ekstrem kanan ini akan bertempur di putaran kedua pemilu pada 7 Mei mendatang. Selama ini, keduanya memang yang paling dijagokan untuk menggantikan posisi Francois Hollande memimpin Prancis.
Sejumlah politikus Eropa bersorak untuk kemenangan Macron tersebut. Presiden Komisi Eropa Jean Claude Juncker melanggar protokol dan mengucapkan selamat secara personal kepada Macron. Juru bicara Komisi Eropa menyebut bahwa Juncker berharap Macron sukses di putaran kedua.
Menurut berbagai survei, Macron akan menang mudah dari Le Pen di putaran kedua, karena dirinya mendapat dukungan dari capres yang kalah, Francois Fillon dan Benoit Hamon.
Kanselir Jerman Angela Merkel belum mengomentari kemenangan Macron. Namun kepala staf, jubir dan menteri luar negeri Jerman mengindikasikan reaksi positif.
"Saya yakin Emmanuel Macron akan menjadi presiden selanjutnya di Prancis. (Macron) hebat untuk Eropa," sebut Menlu Jerman Sigmar Gabriel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
