"Saya pikir sulit untuk memperkirakan dengan tepat, tetapi saya yakin jumlah itu akan berlipat ganda atau lebih," kata Griffiths kepada Sky News, Minggu, 12 Februari 2023.
Sepasang gempa berkekuatan magnitudo 7,8 dan 7,5 pada hari Senin lalu merobohkan dan menghancurkan banyak bangunan di Turki dan Suriah. Sebanyak 13,5 juta orang tinggal di daerah yang paling hancur, berdiameter sekitar 498 kilometer dari pusat gempa.
Hingga Minggu sore, jumlah korban tewas gabungan di Turki dan Suriah bertambah menjadi 33.185.
"Gempa bumi ini begitu menakutkan. Inilah cara alam menyerang balik dengan cara yang sangat keras," tambah Griffiths.
Operasi pencarian dan penyelamatan besar-besaran masih berlangsung pada Minggu kemarin, dengan 34.717 petugas Turki yang bergabung dengan 9.595 personel dari 74 negara lain. Pencarian pertama menggunakan kamera termal untuk mencari korban selamat di bawah tumpukan beton.
Sementara itu, Menteri Kehakiman Turki Bekir Bozdag mengatakan bahwa pihaknya mulai menyelidiki kemungkinan adanya kesalahan konstruksi bangunan yang berkontribusi terhadap tingginya angka korban tewas. Setidaknya 131 orang sedang diselidiki atas keterkaitan mereka dengan konstruksi bangunan.
Badan manajemen bencana Turki (AFAD) menyampaikan, lebih dari 32.000 orang dari sejumlah organisasi Turki tengah berupaya mencari dan menyelamatkan para korban terdampak gempa. Dari komunitas internasional, staf gabungan yang sedang bekerja di Turki mencapai 8.924.
Sebelumnya, PBB telah memperingatkan bahwa setidaknya 870.000 warga terdampak gempa sangat membutuhkan makanan panas di seluruh Turki dan Suriah. Sementara itu, sebanyak 5,3 juta orang juga diyakini telah kehilangan tempat tinggal di Suriah. (Jessica Gracia)
Baca juga: Korban Gempa Sentuh 33.000 Jiwa, PBB Akui Gagal Beri Bantuan ke Suriah
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
