Di waktu bersamaan, Dendias menekankan bahwa Yunani memiliki perbedaan pandangan yang cukup besar dengan Turki, terutama mengenai kebijakan-kebijakan di kawasan.
"Upaya menyelesaikan berbagai perbedaan dengan Turki masih cukup jauh," ujar Dendias, dilansir dari laman Anadolu Agency, Minggu, 11 Juli 2021.
"Perlu ada semacam perjanjian awal antar kedua negara, mengenai apa yang nantinya akan dibicarakan," sambung dia dalam wawancara dengan kantor berita Newsbomb.
Ia menekankan bahwa salah satu isu yang perlu dibahas adalah mengenai kemaritiman, terutama zona ekonomi eksklusif kedua negara yang diatur di bawah hukum internasional dan Konvensi PBB untuk Hukum Laut (UNCLOS).
Dendias menegaskan bahwa Yunani dapat memilih kapan untuk menggunakan hak-hak kedaulatan dan prerogatifnya.
Meski perbedaan dengan Turki masih cukup besar, Yunani menekankan bahwa negara tersebut tidak dapat diabaikan begitu saja karena memainkan peranan penting di kawasan. Presidennya, yakni Erdogan, juga disebut sebagai tokoh penting dan berpengaruh.
"Presiden Erdogan adalah pemimpin penting dan telah meraih banyak pencapaian," tutur Dendias.
"Terlepas dari apakah kita menerima hal itu atau tidak, ia adalah sosok pemimpin dengan masa jabatan hampir selama pendiri Turki, Mustafa Kemal Ataturk," sambungnya.
"Ia juga adalah tokoh yang telah menentukan citra Turki di mata dunia," pungkas Dendias.
Baca: Pertama Sejak 2016, Turki dan Yunani Memulai Dialog Damai
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
