Ia mengatakan dalam masa krisis ini, kedua pemerintah terus mengupayakan kerja sama bilateral di tengah kontraksi ekonomi akibat covid-19.
Ekonomi Indonesia terkontraksi 5,3 persen pada kuartal II 2020, sedangkan Kolombia hingga 7,8 persen. Meski demikian, Mahendra yakin potensi ekonomi kedua negara masih besar.
"Banyak prediksi yang menunjukkan (ekonomi) kedua negara akan tumbuh lebih dari lima persen tahun depan," tuturnya dalam Webinar Internasional Perayaan 40 Tahun Hubungan Diplomasi Indonesia-Kolombia, Selasa, 15 September 2020.
Mahendra menambahkan banyak produk Indonesia yang potensial untuk dipromosikan ke Kolombia, seperti elektronik, mobil, produk tekstil.
Kolombia juga memiliki produk unggulan yang banyak ditemukan di Indonesia, antara lain produk kendaraan, kertas, besi baja, dan karet.
Berdasarkan pernyataan Mahendra, dalam satu dekade terakhir, nilai perdagangan Indonesia-Kolombia hanya sebanyak USD37 juta atau sekitar Rp548,6 miliar pada 2001. Namun, angka tersebut terus tumbuh hingga mencapai USD153 juta atau setara Rp2,2 triliun pada 2019.
Sementara itu, investasi Kolombia di Indonesia meningkat hingga enam kali lipat dalam lima tahun terakhir. Indonesia dan Kolombia juga mengembangkan perdagangan minyak kelapa sawit dan coklat.
Kolombia juga menjadi salah satu negara yang dituju pelajar Indonesia untuk melanjutkan pendidikan. Saat ini, terdapat 66 pelajar Indonesia yang tersebar di berbagai kota di Kolombia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
