Dalam unggahan Seaside Aquarium, paus tersebut terlihat memiliki luka besar di bagian tubuhnya, yang diyakini akibat menabrak sebuah kapal besar. Belum diketahui pasti apakah paus itu sudah mati sejak menabrak kapal tersebut.
Mengutip dari laman UPI, bangkai paus sperma itu ditemukan terdampar di dekat lokasi kapal karam Peter Iredale, yang merupakan landmark dari Fort Stevens State Park.
Sejumlah orang berkumpul di pantai Oregon pada Senin kemarin, melihat para ilmuwan dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) dan organisasi lain melakukan nekropsi pada bangkai paus tersebut.
"Dibutuhkan beberapa minggu untuk benar-benar menganalisis materi ini. Nantinya, kami akan dapat menentukan penyebab kematian serta kesehatan hewan tersebut di momen-momen terakhirnya," kata Matt Burks dari NOAA Fisheries, dilansir dari ABC 2 Portland.
Berdasarkan catatan Seaside Aquarium, paus sperma jantan dapat tumbuh sepanjang 18 meter dan hidup sekitar 60 tahun.
Pihak akuarium mengatakan, rahang bawah paus itu telah diambil pada Minggu kemarin dengan tujuan menjaga agar gigi tetap utuh demi tujuan ilmiah.
Satu hari sebelumnya, Penjaga Pantai AS pertama kali menerima laporan tentang seekor bangkai paus di pantai Fort Stevens State Park.
Petugas mengimbau masyarakat untuk tetap berada setidaknya 200 meter dari bangkai. Ini mengingat, paus, lumba-lumba, lumba-lumba, dan makhluk hidup laut lainnya bisa membawa penyakit yang dapat menyebar ke manusia dan hewan lainnya.
Paus sperma telah masuk dalam daftar spesies terancam punah sejak 1970. Laporan NOAA tahun 2019 tentang populasi paus sperma di lepas pantai California dan Oregon memperkirakan populasi minimum paus sperma berkisar sekitar 1.270. Karena jumlahnya yang minim, paus sperma sudah jarang terlihat lagi di dekat Oregon pada musim dingin. (Jessica Gracia)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
