Lula da Silva adalah presiden selama dua periode, dari 2003 hingga 2006 dan 2007 hingga 2011. Dalam kepemimpinan sebelumnya, ia memimpin negara itu melalui ledakan komoditas yang membantu mendanai program kesejahteraan sosial yang besar dan mengangkat jutaan orang dari kemiskinan.
Dia meninggalkan kantor dengan peringkat persetujuan 90 persen - sebuah rekor yang ternoda oleh penyelidikan korupsi terbesar Brasil, yang dijuluki "Operasi Cuci Mobil,".
"Akibat hal ini, banyak tuduhan terhadap ratusan politisi dan pengusaha berpangkat tinggi di seluruh Amerika Latin," lapor CNN, Senin, 31 Oktober 2022.
Baca juga: Menang Pemilu, Lula da Silva Kembali Jadi Presiden Brasil
Dia dihukum karena korupsi dan pencucian uang pada 2017. Tetapi pengadilan membatalkan hukumannya pada Maret 2021, sehingga membuka jalan bagi kebangkitan politiknya.
Lula memperoleh 50,83 persen suara, dengan lebih dari 98 persen suara dihitung dalam pemilihan putaran kedua yang diperebutkan dengan sengit pada Minggu, 30 Oktober 2022.
Pemilihan kali ini adalah perlombaan yang ketat, dengan petahana Jair Bolsonaro ditolak untuk masa jabatan kedua karena ia mengumpulkan 49,17 persen suara.
Kedua kandidat sebelumnya saling berhadapan dalam putaran pertama pemungutan suara pada 2 Oktober, tetapi tidak ada yang memperoleh lebih dari setengah suara. Hal tersebut memaksa pemilihan putaran kedua kemarin, yang telah menjadi referendum tentang dua visi yang sangat berbeda untuk Brasil.
Lebih dari 156 juta orang berhak memilih dalam pemilihan tahun ini. Para kandidat sendiri memberikan suara pada Minggu pagi, dengan Lula memberikan suara di sebuah sekolah umum di Area metro Sao Paulo dan Bolsonaro memberikan suaranya di Rio de Janeiro pada Minggu pagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
