"Kita harus melindungi semua permata di barat Belarusia yang berpusat di Grodno," ujar Lukashenko dalam kunjungannya ke sebuah pangkalan militer dekat Grodno, dikutip dari laman Tass, Sabtu 22 Agustus 2020.
"Saya juga menyerukan kepada kalian semua untuk menerapkan langkah-langkah paling tegas untuk melindungi integritas wilayah negara ini," sambungnya.
Pernyataan disampaikan Lukashenko di tengah gelombang unjuk rasa masif yang mengecam hasil pemilihan umum Belarusia. Menurut Komisi Elektoral Belarusia, Lukashenko meraih 80,1 persen suara, sementara capres oposisi Svetlana Tikhanovskaya hanya 10,12 persen.
Tikhanovskaya dan para pendukungnya menuding adanya kecurangan dalam penghitungan surat suara. Kecaman ini kemudian berlanjut menjadi gelombang demonstrasi masif di Minsk dan kota-kota besar lainnya.
Lukashenko menilai aksi unjuk rasa saat ini diwarnai faktor eksternal yang menginginkan dirinya terguling dari kekuasaan. Ia meyakini dukungan sejumlah negara Barat kepada oposisi Belarusia merupakan intervensi langsung terhadap urusan dalam negeri
Sementara itu di Lithuania, Tikhanovskaya bertekad akan meneruskan perjuangan mengecam hasil pilpres Belarusia. Ia melarikan diri di Lithuania usai sempat ditahan karena mengajukan keluhan mengenai hasil pilpres.
Menurut Tikhanovskaya, jika gerakan protes saat ini berakhir, maka ia dan para pendukungnya akan menjadi "budak" di bawah kepemimpinan Lukashenko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
