"Saya berharap jabatan Anda di pucuk pimpinan pemerintahan (Israel) akan memfasilitasi pengembangan lebih lanjut dari kerja sama bilateral yang konstruktif di semua bidang," ucap Putin dalam pesan yang dirilis Kremlin, Senin, 14 Juni 2021.
"Tidak diragukan lagi kerja sama ini menjadi kepentingan vital bagi rakyat kedua negara. Kerja sama Israel-Rusia akan membantu memperkuat perdamaian, keamanan, dan stabilitas di Timur Tengah," imbuhnya dilansir dari AFP.
Bennett telah resmi menjadi perdana menteri baru Israel pada Minggu, 13 Juni. Ia adalah seorang Yahudi religius yang meraup banyak keuntungan di sektor teknologi; jawara bagi para pemukim di pinggiran Tel Aviv; dan juga mantan sekutu Benjamin Netanyahu yang bermitra dengan tokoh sayap kiri untuk menggulingkannya.
Baca: Naftali Bennett, Sosok Multidimensi yang Menjadi PM Baru Israel
Partai Yamina yang berhaluan ultranasionalis hanya meraih tujuh kursi di parlemen Israel yang memiliki total 120 anggota dalam pemilihan umum pada Maret lalu -- pemilu kali keempat dalam dua tahun.
Menolak bergabung dengan Netanyahu atau rivalnya, Bennett memposisikan diri sebagai kingmaker atau sosok yang dapat mendorong munculnya pemimpin. Bahkan setelah salah satu anggota partainya memprotes perjanjian koalisi baru, Bennett pada akhirnya menjadi perdana menteri.
Namun, jabatan PM yang dipegang Bennett hanya berlaku hingga dua tahun ke depan, untuk nantinya digantikan oleh tokoh sentris Yair Lapid sesuai kesepakatan di awal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
