Pejabat senior NSC mengatakan bahwa serangan merusak serangkaian website pemerintah Ukraina tampaknya bersifat terbatas. Saat ini, beberapa situs tersebut sudah kembali beroperasi seperti biasa.
Peretasan terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Rusia dan AS beserta Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) atas isu Ukraina.
Ketegangan dipicu penumpukan pasukan Rusia di dekat perbatasan Ukraina. AS dan NATO khawatir Rusia dapat sewaktu-waktu menginvasi Ukraina. Moskow berulang kali membantahnya, dan mengaku hanya ingin meminta jaminan keamanan dari dunia Barat.
"Kami akan memberi Ukraina dukungan apa pun yang dibutuhkan untuk bisa pulih dari situasi saat ini," kata jubir NSC, dilansir dari Malay Mail, Sabtu, 15 Januari 2022.
Serangan siber terhadap Ukraina sempat mengganggu akses ke serangkaian website pemerintah. Peretas sempat meninggalkan pesan yang bertuliskan, "semua data pribadi dan data di komputer ini telah dihancurkan secara permanen."
"Semua informasi Anda sekarang bersifat publik," lanjut pesan tersebut.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengutuk keras peretasan itu. Ia mengatakan bahwa dalam beberapa hari ke depan, tim pakar dari negara-negara NATO akan berbagi informasi pertahanan siber dengan Ukraina.
Baca: Situs Pemerintah Ukraina Diretas Usai Kebuntuan Dialog NATO-Rusia
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
