Sebanyak tiga insiden penembakan terpisah telah meningkatkan kekhawatiran bahwa kekerasan tit-for-tat antara geng narkoba yang bersaing semakin tinggi setelah serentetan penembakan fatal selama sebulan terakhir.
Ketiga korban tewas dalam semalam adalah pria muda berusia 20-an yang menderita luka tembak, dua di antaranya di daerah perumahan bertingkat tinggi yang dikenal sebagai Le Castellas di pinggiran utara yang terkenal kejam.
“Orang ketiga meninggal tepat di utara pusat bersejarah kota di distrik La Joliette. Sementara dua orang lainnya berjuang untuk hidup mereka dalam perawatan intensif,” kata polisi setempat, seperti dikutip AFP, Senin 3 April 2023.
Tahun lalu, 32 orang ditembak mati dalam kekerasan geng di kota terbesar kedua Prancis, rekor tertinggi.
“Sejauh tahun ini 13 orang telah meninggal, termasuk korban terakhir,” menurut jumlah korban dari AFP.
Sementara Marseille terkenal dengan pengaturan Mediterania yang spektakuler, distrik utara yang berpenduduk padat adalah beberapa daerah perkotaan yang paling miskin di Prancis dan berfungsi sebagai pusat perdagangan narkotika.
Presiden Prancis Emmanuel Macron meluncurkan rencana 1,5 miliar euro atau sekitar Rp24,3 triliun untuk membantu Marseille mengatasi kejahatan dan perampasan pada September 2021, menyebut upaya semacam itu sebagai ‘tugas bangsa’.
Selama kunjungan tiga hari ke kota itu, Macron menyebut jaringan narkoba sebagai ‘parasit’ dan berjanji bahwa para penyelundup sekarang akan ‘dilecehkan’ oleh pihak berwenang.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
