Dilansir dari laman The Straits Times, izin dikeluarkan meski uji klinis berskala besar belum dilakukan terhadap vaksin CoviVac.
Rusia telah menyetujui penggunaan dua vaksin Covid-19, termasuk Sputnik V yang dikembangkan oleh Gamaleya Institute. Seperti CoviVac, Sputnik V telah mendapatkan izin sebelum dilakukannya uji klinis berskala besar.
Izin sebelum uji klinis memicu kekhawatiran di kalangan ilmuwan di negara-negara Barat. Namun uji klinis Sputnik V yang baru dilakukan setelah izin penggunaannya keluar terbukti sukses.
Pemerintah Rusia dinilai hendak mengulangi suksesnya dengan menerapkan skema serupa, yakni mengeluarkan izin terlebih dahulu meski vaksinnya belum teruji aman atau efektif.
Sputnik V telah disetujui penggunaannya pada Agustus lalu, dan uji klinis fase ketiga baru dimulai satu bulan setelahnya. Vaksinasi massal Sputnik V dilakukan pada Desember lalu, usai hasil uji klinis memperlihatkan efikasinya hingga 91,4 persen.
Sejak saat itu, lebih dari dua juta warga Rusia telah disuntik dosis pertama Sputnik V. Kabar tersebut dikonfirmasi Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko pada 10 Februari lalu.
Pendistribusian vaksin kedua di Rusia, yang dikembangkan oleh Vector Institute di Novosibirsk, baru dimulai.
Baca: Rusia Siap Membantu Jika Indonesia Ingin Gunakan Vaksin Sputnik V
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
