Kinerja perdagangan Indonesia masih mengalami penguatan dan menunjukkan surplus pada periode Januari-Desember 2022. Total nilai ekspor Indonesia pada periode Januari-Desember 2022 mencapai USD2,21 miliar atau Rp33,31 triliun, sedangkan total nilai impor Indonesia dari Swiss adalah USD428,63 juta atau Rp6,45 triliun. Dengan demikian, total nilai surplus perdagangan Indonesia-Swiss adalah senilai USD 1,78 miliar atau Rp. 26,86 triliun.
Pada 2021, total nilai ekspor Indonesia ke Swiss tercatat senilai USD 1,70 miliar atau Rp 25,58 triliun, sedangkan total nilai impor dari Swiss tercatat sebesar USD360,30 atau Rp5,42 triliun.
Dengan demikian, neraca ekspor Indonesia ke Swiss tahun 2022 meningkat 30,3% dan neraca impor juga meningkat 18,9% dibandingkan dengan tahun 2021 (YoY). Peningkatan tersebut terjadi karena peningkatan di beberapa komoditas, khususnya ekspor emas/logam mulia/perhiasan/permata (HS 71) sebesar 40,7% di tahun 2022 tersebut. Demikian menurut data yang diterbitkan oleh Federal Office for Customs and Border Security (FOCBS).
Sepuluh komoditas yang masih konsisten berkontribusi terhadap surplus neraca perdagangan Indonesia ke Swiss, berdasarkan urutan nilai ekspornya antara lain logam mulia, perhiasan/permata (HS 71), alas kaki (HS 64), produk tekstil bukan rajutan (HS 62), produk tekstil rajutan (HS 61), perlengkapan elektrik (HS 85), furnitur (HS 94), kopi (HS 0901), karet (HS40), mesin turbin/suku cadang (HS 84) dan minyak atsiri (HS 3301.29). Sedangkan kimia organik (HS 29) sudah tergeser oleh karet untuk tahun 2022 lalu.
Meski secara umum performa perekonomian Swiss masih relatif baik pada tahun 2022 yang antara lain ditunjukkan oleh pertumbuhan GDP sebesar 0,2 persen, namun menurut State Secretatriat for Economic Affairs (SECO) pada tahun 2022, Swiss mengalami inflasi sebesar +1,2% atau tertinggi sejak krisis keuangan tahun 2008 lalu. Beberapa harga komoditas naik, begitu juga dengan jasa dan perumahan.
Dalam kaitan ini, Duta Besar Indonesia untuk Swiss dan Liechtenstein, Muliaman Hadad, memperkirakan bahwa tahun 2023 akan tetap memberikan gambaran positif bagi hubungan ekonomi kedua negara. Selain telah berlakunya Indonesia-EFTA CEPA pada 1 November 2021, beberapa langkah telah dilakukan untuk memanfaatkan perjanjian tersebut salah satunya adalah dengan diresmikannya Indonesia Trading House (ITH) pada 21 Januari 2023 lalu.
Indonesia–EFTA CEPA tidak hanya mencakup sektor perdagangan, namun juga keberlanjutan, pembangunan kapasitas, transfer pengetahuan, dan investasi.
Terkait investasi, data BKPM untuk periode Januari-Desember 2022 menunjukkan bahwa Swiss berada di urutan ke-20 dari semua negara yang berinvestasi di Indonesia atau ke-5 dari benua Eropa. Jumlah proyek investasi meningkat dengan total 292 proyek di tahun 2022, dengan nilai investasi di tahun 2022 yaitu USD133,77 juta.
Baca juga: Kerja Sama KADIN-Pasar Indonesia AG, Indonesia Resmikan Trading House di Swiss
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News