"Mereka membawanya dari rumah diborgol dan dipukuli, tanpa baju, tanpa masker," ucap seorang perempuan 50 tahun yang menanyakan keberadaan putranya di kantor polisi.
Ibu tersebut mengatakan polisi menangkap banyak orang di lingkungan tempat tinggalnya.
Dilansir dari Channel News Asia, Rabu, 14 Juli 2021, sebanyak 144 orang ditahan atau dilaporkan hilang usai ribuan pedemo turun ke jalan di Kuba. Mereka ditahan ketika pasukan keamanan Partai Komunis berusaha untuk meredam gejolak protes atau demonstrasi pada Minggu, 11 Juli 2021.
Direktur Amnesty International Amerika Erika Guevara-Rosas mengatakan, setidaknya 144 warga Kuba diyakini telah ditahan atau hilang setelah demonstrasi yang menjadi sejarah baru itu.
“Idenya adalah untuk menghukum mereka yang berani menantang pemerintah dan mengirim pesan bahwa tidak ada protes lebih lanjut yang akan ditoleransi,” kata Guevara-Rosas.
Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel menyalahkan Amerika Serikat (AS) atas unjuk rasa ribuan warga.
Menurutnya, demonstrasi terbaru ini merupakan suatu bentuk provokasi AS. Ia pun meminta para pendukungnya untuk melawan provokasi tersebut.
Sementara itu, Pemerintah Amerika Serikat secara terang-terangan menyatakan dukungannya terhadap unjuk rasa antipemerintah yang terjadi di Kuba akhir pekan lalu.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Ned Price menyebut apa yang dilakukan oleh warga Kuba itu sebagai bentuk penentangan bagi pemerintahan Kuba yang otoriter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
