Berbicara kepada para jurnalis di Moskow pada Kamis, 18 Oktober, Ryabkov mengatakan "Kami harus siap menghadapi berbagai skenario, termasuk yang paling negatif." Ketika ditanya apakah Rusia mungkin akan menempatkan rudal berhulu ledak nuklir di beberapa wilayah sebagai tindakan balasan, Ryabkov menjawab: "Saya tidak mengesampingkan opsi apa pun."
Ryabkov menekankan bahwa Rusia akan menentukan "apa, di mana, dan kapan" untuk mengerahkan rudal-rudal tersebut berdasarkan kapasitas keseluruhan negara-negara NATO.
"Ini bukan ancaman bagi siapa pun. Penting untuk menemukan opsi yang paling efektif, termasuk dalam hal biaya, untuk menanggapi tantangan yang terus berubah," jelas Ryabkov, seperti dikutip dari Anadolu, Sabtu 20 Juli 2024.
Ia juga mengkritik negara-negara Barat yang telah meningkatkan ketegangan. "Ini adalah situasi yang menyedihkan, tetapi ini tidak akan menghalangi kami untuk memenuhi tugas kami untuk memastikan keamanan kami di sepanjang perbatasan Rusia, termasuk zona pertahanan udara kami," kata Ryabkov.
Sebelumnya, pada 10 Juli, AS dan Jerman mengeluarkan pernyataan bersama yang mengumumkan pengerahan rudal jelajah Tomahawk dan senjata jarak jauh lainnya ke Jerman, mulai tahun 2026. Langkah serupa terakhir kali dilakukan AS pada tahun 1990-an.
Rusia telah memperingatkan bahwa tindakan ini bisa memicu "konfrontasi langsung" seperti era Perang Dingin. (Shofiy Nabilah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News