"Turki akan terus melindungi semua korban tertindas terlepas dari apa agama mereka, bahasa, dan garis keturunannya. Turki akan menjadi suara mereka di arena internasional," ujar Erdogan, dilansir dari Yeni Safak, Minggu 21 Juni 2020.
"Mewakili negara ini, saya menyambut saudara-saudara pengungsi saya yang telah terusir dari tanah mereka di Hari Pengungsi Sedunia pada 20 Juni," sambungnya.
Turki merupakan negara yang menempati peringkat pertama dalam hal menampung pengungsi. Saat ini ada sekitar 4 juta pengungsi di Turki, yang mayoritas berasal dari Suriah.
Menurut data Komisioner Tinggi Pengungsian Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR), terdapat sedikitnya 79,5 juta orang yang terusir dari tempat tinggal mereka hingga akhir 2019.
Akhir Desember tahun lalu, Erdogan mengaku kesulitan jika Turki harus seorang diri menangani gelombang pengungsi. Erdogan menyebut jumlah pengungsi Suriah terus bertambah seiring memburuknya konflik di Suriah.
"Turki tidak dapat menangani gelombang pengungsi baru dari Suriah," kata Erdogan.
"Jika gelombang pengungsi terus meningkat, Turki tidak bisa menanggung beban ini sendirian. Efek negatif dari tekanan ini akan dirasakan di semua negara Eropa, terutama Yunani," tambah dia.
Menurut Erdogan, Eropa berpotensi merasakan kembali situasi seperti beberapa tahun lalu, sebelum Ankara dan Uni Eropa menandatangani sebuah perjanjian pada 2016. Erdogan merujuk pada krisis keimigrasian Eropa pada 2015 -- disebut-sebut sebagai yang terburuk sejak berakhirnya Perang Dunia II.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
