Dewan beranggotakan 15 orang berkumpul di New York untuk melakukan pemungutan suara terhadap rancangan resolusi, yang disusun oleh Jepang dan AS serta Turki sebagai salah satu penulisnya. Serta yang merekomendasikan penggunaan luar angkasa secara damai dan pencegahan perlombaan senjata di luar angkasa.
Resolusi tersebut diblokir dengan 13 suara mendukung, satu veto dan satu lagi abstain oleh Tiongkok.
Sebelum pemungutan suara, Vassily Nebenzia, perwakilan tetap Rusia untuk PBB, berpendapat bahwa
“Rancangan resolusi tersebut terbatas dan bermotif politik,” ujar Wakil Tetap Rusia di PBB, Vassily Nebenzia sebelum pemungutan suara, seperti dikutip Anadolu, Kamis 25 April 2024.
“Rancangan tersebut tidak mencerminkan pandangan semua anggota,” ungkap Nebenzia.
Nebenzia, yang menganjurkan pelarangan senjata apa pun di luar angkasa, mengatakan itulah sebabnya mereka meminta amandemen.
Setelah pemungutan suara tersebut, Perwakilan AS untuk PBB, Dubes Linda Thomas-Greenfield mengingatkan bahwa Rusia telah secara terbuka menyatakan niatnya untuk tidak menempatkan senjata nuklir di luar angkasa, dan mempertanyakan adanya veto.
"Mengapa, jika Anda mengikuti aturan Anda tidak mendukung resolusi yang menegaskan kembali aturan tersebut? Apa yang mungkin Anda sembunyikan? Ini membingungkan dan memalukan," ujar Thomas-Greenfield.
Rancangan resolusi tersebut meminta negara-negara anggota untuk melakukan eksplorasi ruang angkasa sesuai dengan hukum internasional dan Piagam PBB. Mereka juga didesak untuk berkontribusi pada penggunaan ruang angkasa secara damai untuk mencegah perlombaan senjata.
Perjanjian ini menekankan kewajiban negara-negara anggota untuk mematuhi Perjanjian Luar Angkasa dan menggarisbawahi larangan penempatan senjata nuklir dan pemusnah massal di luar angkasa. (Nabila Ramadhanty Putri Darmadi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
