Menurut laporan Departemen Keamanan Quito, setidaknya 48 orang mengalami luka-luka akibat longsor dan banjir. Sementara 12 orang lainnya masih dinyatakan hilang.
Tanah longsor di Quito terjadi akibat runtuhnya sebagian area bukit yang melemah karena terus diguyur hujan deras dalam beberapa hari terakhir. Material longsor dari bukit tersebut kemudian menerjang sejumlah rumah di permukiman La Gasca dan La Comuna.
"Kami melihat ada sungai dengan air berwarna hitam yang menyeret semua yang dilaluinya. Kami harus memanjat tembok untuk melarikan diri," kata seorang warga Quito, Alba Cotacachi, dikutip dari DW, Rabu, 2 Februari 2022.
"Saat ini kami masih mencari beberapa orang hilang," sambungnya.
Material lumpur dari area longsor yang juga diparah banjir dengan ketinggian hingga 3 meter di beberapa tempat. Banjir bercampur lumpur ini menyapu sejumlah kendaraan, tong sampah, dan benda-benda lainnya.
Banjir lumpur juga menggenangi sebuah lapangan olahraga di Quita, di mana para pemain voli sedang berlatih.
Hingga saat ini, operasi pencarian dan penyelamatan masih berlangsung di Quito. Petugas gabungan meminta warga untuk tidak menimbulkan kegaduhan agar suara meminta tolong korban dapat terdengar.
Kepolisian Quito khawatir jumlah korban tewas mungkin dapat bertambah seiring berlangsungnya operasi pencarian.
Sekitar 2,7 juta warga Quito telah dievakuasi ke penampungan, dengan beberapa dari mereka mengalami hipotermia. Otoritas Ekuador telah menyerukan tiga hari masa berkabung untuk mengenang korban tewas.
Baca: Longsor di Gunung Berapi Ekuador, 3 Pendaki Tewas
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
