Dilansir dari The Jerusalem Post, Senin, 13 Desember 2021, sembilan penyelidik meminta Kepala Kebijakan Luar Negeri UE, Josep Borrell, untuk menekan Israel agar memberikan bukti kuat bahwa keenam LSM itu terlibat teroris. Borrell juga diminta menetapkan tenggat waktu kepada Israel.
"Menuntut agar Israel secara terbuka menghadirkan, dalam kerangka waktu yang singkat dan pasti, bukti nyata dan kredibel bahwa enam organisasi Palestina adalah organisasi teroris," tulis para pelapor HAM PBB.
"Jika Israel gagal memberikan bukti, maka Israel secara penuh dan terbuka menarik tuduhan dan pelabelannya tanpa penundaan lagi," sambungnya.
Delegasi diplomat lokal dari 10 negara UE telah mengunjungi LSM yang dilabeli sebagai organisasi teror di Ramallah pekan lalu. Delegasi dipimpin perwakilan UE, Sven Kühn von Burgsdorff.
Borrell dan sejumlah negara anggota UE telah secara terbuka menyatakan skeptisisme atas pelabelan teror Israel kepada 6 LSM Palestina. Namun, UE belum mengambil sikap yang lebih aktif terkait masalah tersebut.
Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Michelle Bachelet pun berbicara secara virtual tentang masalah ini dalam acara khusus PBB di New York, Amerika Serikat pada Selasa pekan kemarin.
Bachelet mengatakan bahwa tanpa adanya bukti kuat, keputusan melabeli enam LSM sebagai organisasi teror merupakan tindakan "sewenang-wenang" dan dapat "secara sah dipandang sebagai serangan terhadap pembela hak asasi manusia."
Oktober lalu, Israel melabeli enam LSM Palestina sebagai organisasi teror. Keenam LSM itu adalah Al-Haq, Addameer, Bisan Center, Pertahanan untuk Anak Internasional (DCI) Palestina, Komite Persatuan Kerja Pertanian dan Komite Persatuan Perempuan Palestina (UAWC). (Nadia Ayu Soraya)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
