"Ini adalah kenyataan yang sangat, sangat menyedijkan," kata Menteri Kesehatan Brandenburg, Ursula Nonnenmacher.
"Sebenarnya kasus seperti inilah yang tidak ingin kami lihat lagi setelah sempat berlangsung secara beruntun di bulan Januari dan Februari," sambung dia, dikutip dari One India, Rabu, 3 November 2021.
Karena terjadinya kematian 11 orang ini, otoritas Brandenburg memutuskan bahwa semua karyawan panti jompo atau klinik yang belum divaksinasi penuh wajib menjalani tes Covid-19 pada setiap harinya.
Kewajiban ini berlaku bagi mereka yang bekerja di area dengan rata-rata infeksi Covid-19 berada di angka 100 dari 100 ribu populasi dalam tujuh hari terakhir.
Nonnenmacher menegaskan aturan wajib ini diperlukan karena para staf panti jompo rentan tertular infeksi Covid-19 dengan gejala berat.
Semua korban meninggal Covid-19 di panti jompo Brandenburg memiliki komorbid dan sebagian besarnya berusia di atas 80 tahun. Kepala panti jompo tersebut telah dikenai denda oleh otoritas Brandenburg karena memasuki tempat kerjanya setelah sempat dinyatakan positif Covid-19.
Infeksi Covid-19 di Jerman Meningkat
Infeksi Covid-19 di Jerman meningkat dalam beberapa pekan terakhir di tengah menurunnya temperatur menjelang musim dingin. Di tengah situasi ini, sebagian besar warga Jerman cenderung senang menghabiskan waktu di dalam ruangan.Penyebaran varian Delta Covid-19, ditambah lagi dengan fakta bahwa sekitar sepertiga warga Jerman belum divaksinasi penuh, merupakan dua penyebab utama terjadinya lonjakan kasus di negara tersebut.
Institut Robert Koch untuk penyakit menular (RKI) mencatat ada lebih dari 10 ribu infeksi baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir di Jerman hingga Selasa kemarin.
Otoritas vaksin Jerman, STIKO, belakangan merekomendasikan suntikan vaksin dosis ketiga atau penguat (booster) kepada warga Jerman berusia di atas 70 tahun yang sudah divaksinasi penuh. Rekomendasi dilayangkan di tengah kekhawatiran menurunnya efek perlindungan dari vaksin Covid-19 di tubuh manusia.
Baca: [Cek Fakta] Jerman Hentikan Semua Vaksinasi Covid-19 karena tidak Aman? Ini Faktanya
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
