Mobilisasi yang diredam itu dilaporkan oleh media independen Rusia, Volya minggu lalu, mengutip sumber di Staf Umum militer Rusia.
“Kementerian Pertahanan perlu merekrut sekitar 700.000 orang lagi untuk perang pada bulan Februari,” lapor Volya, seperti dikutip The New York Post, Kamis 19 Januari 2023.
“Pejabat, politisi, dan jenderal akan secara terbuka menyatakan bahwa tidak ada mobilisasi,” imbuh laporan itu.
Angka itu lebih dari dua kali ukuran draf yang memicu protes dan eksodus pria usia militer pada musim gugur ini, ketika Putin menambah 300.000 tentara lagi untuk memperkuat garis pertempuran Ukraina.
Mobilisasi itu secara luas dianggap sebagai kegagalan, dengan siswa dan orang tua –,yang seharusnya dikecualikan,– terjebak dalam wajib militer. Ratusan ribu orang Rusia melarikan diri dari negara itu untuk menghindari pengiriman ke Ukraina.
Mereka yang dikirim untuk berperang dilaporkan kekurangan pelatihan dan peralatan untuk melakukannya secara efektif.
“Kegiatan mobilisasi September-Oktober menunjukkan kepada militer bahwa mereka bersiap untuk mobilisasi serta untuk invasi ke Ukraina,” imbuh laporan Volya.
Akibatnya, Kremlin telah menghabiskan dua bulan terakhir memperbarui database wajib militernya yang memenuhi syarat.
Awal bulan ini, intelijen Ukraina mengatakan diyakini Kremlin akan memanggil 500.000 tentara untuk mengantisipasi pertempuran musim semi dan musim panas.
Putin mengatakan, dia melihat tidak perlu untuk mobilisasi tambahan, mengklaim bahwa banyak dari 300.000 tentara yang dipanggil pada musim gugur belum dikerahkan ke Ukraina.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
