Ribuan orang tewas dibunuh, jutaan warga melarikan diri, dan kota-kota berubah menjadi puing sejak Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pasukannya menginvasi Ukraina pada 24 Februari lalu.
Pergerakan pasukan Rusia tersendat perlawanan sengit Ukraina yang berhasil menghalau invasi dari sekitar ibu kota. Kini, pasukan Rusia terpaksa mengalihkan fokus mereka untuk merebut sepenuhnya Ukraina timur, terutama Donbas.
"Kemenangan akan menjadi milik kami," kata Zelensky dalam sebuah video terbaru, dikutip dari The New Arab.
Di sisi Rusia, juru bicara pemerintah Dmitry Peskov mengatakan bahwa "sejumlah hasil telah tercapai." Ia merujuk pada "pembebasan" sejumlah area di Ukraina dari apa yang disebut Peskov pernah dikuasai "pasukan Ukraina pro-Nazi."
Saat ini negara-negara Barat terus mengirim persenjataan ke Ukraina dan memperkuat sanksi terhadap Rusia. Jumat kemarin, Uni Eropa secara resmi mengadopsi larangan terhadap hampir semua impor minyak Rusia.
Terduga kekasih Putin, mantan pesenam Alina Kabaeva, juga terkena sanksi pembekuan aset dan daftar hitam visa. Seorang personel militer Rusia yang diduga melakukan kejahatan perang juga terkena sanksi serupa.
Di waktu bersamaan, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengaku sedang memimpin negosiasi intens dengan Rusia untuk membuka akses jutaan ton biji-bijian dari beberapa pelabuhan Ukraina. PBB menegaskan pasokan tersebut harus bisa meninggalkan Ukraina demi mencegah krisis pangan global.
Baca: Zelensky Akan Cari Lebih Banyak Bantuan dari Eropa
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
