"Mohammad Sharif Panahandeh berada dalam kondisi parah dan dibebaskan atas dasar kemanusiaan," ujar pernyataan HSP, dikutip dari BBC, Sabtu 21 September 2019.
Dalam satu dekade terakhir, ribuan pelaut atau awak kapal disandera sejumlah perompak di perairan Somalia. Para perampok ini biasanya meminta uang tebusan sebagai syarat pembebasan tahanan.
Dengan dibebaskannya Sharif, HSP mengatakan masih ada tiga pelaut lagi yang saat ini masih ditahan grup bajak laut Somalia. Ketiganya adalah warga Iran, yang ditangkap bajak laut dari sebuah kapal penangkap ikan pada Maret 2015.
"(Sharif) mengalami malnutrisi akut. Dia kehilangan banyak berat badan dan juga mengidap masalah perut serta pendarahan organ dalam," kata John Steed dari HSP, dilansir oleh AFP.
Pelaut itu telah dibawa ke Addis Ababa, ibu kota dari Somalia, untuk dirawat lebih lanjut. Setelah dinilai cukup sehat, Sharif akan diterbangkan ke Iran.
Menurut laporan beberapa media Iran, Teheran berterima kasih kepada HSP, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan juga otoritas Somalia atas pembebasan Sharif.
Steed mengatakan Sharif dibebaskan begitu saja karena memang kesehatannya bermasalah. Sementara untuk tiga sandera lainnya, para bajak laut tetap meminta uang tebusan.
Serangan bajak laut di perairan Somalia mencapai puncaknya di tahun 2011. Namun angkanya menurun drastis dalam beberapa tahun terakhir.
Penurunan angka perompakan terjadi karena banyak kapal menyewa petugas bersenjata saat berlayar di perairan Somalia. Patroli kapal NATO dan Uni Eropa juga membantu meminimalisasi terjadinya serangan bajak laut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
