"Jangan ada ruang untuk selisih paham untuk mengatasi Islamofobia dan tindak diskriminasi pada sesama Muslim," ujar Wakil Menteri Luar Negeri RI A.M Fachir, dikutip dari pernyataan Kementerian Luar Negeri, Rabu, 31 Juli 2019.
Fachir menegaskan pentingnya persatuan dan upaya bersama negara OKI memajukan perdamaian dan dialog. Tujuannya untuk menciptakan kondisi dunia yang lebih baik.
Dia mendorong kelompok kerja OKI menyiapkan dasar-dasar rencana aksi bersama agar OKI memiliki strategi bersama dalam menghadapi perselisihan antarumat beragama.
OKI juga harus menjadi bagian dari solusi untuk masalah-masalah yang saat ini terjadi di dunia. Dia menambahkan agar OKI melakukan dialog konstruktif dan menggunakan cara-cara damai untuk menyelesaikan masalah.
Dokumen rencana aksi ini akan dibawa ke Pertemuan Tingkat Menteri OKI pada September mendatang. Pertemuan dilaksanakan di sela-sela kegiatan Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat.
Wakil Sekretaris Jenderal OKI untuk Hubungan Politik, Yousef M. AlDobeay mengapresiasi peran Indonesia mendorong terciptanya dialog ini.
Pertemuan kelompok kerja OKI untuk Perdamaian dan Dialog merupakan mandat dari hasil pertemuan Menteri Luar Negeri OKI ke-46 yang berlangsung di Abu Dhabi pada bulan Maret lalu. Pertemuan OKI terakhir di Jakarta dilakukan pada Maret 2016, kala Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Luar Biasa OKI untuk Palestina dan Al Quds Al-Sharif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
