Pembukaan dilakukan di tengah tekanan finansial pemerintah Mesir, yang memangkas anggaran negara di beberapa sektor.
Pangkalan militer ini meliputi 1.100 bangunan, 72 lapangan pelatihan, dua kompleks permukiman dan satu pusat konvensi. Keseluruhan infrastruktur menjadikannya pangkalan militer terbesar di Timur Tengah dan Afrika.
Upacara pembukaan dihadiri Presiden Mesir Abdel Fattah El-sisi yang didampingi Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayyed dan petinggi Libya Khalifa Haftar.
Personel militer melakukan beragam aksi, salah satunya adalah performa sit-up di atas truk yang berjalan.
Sisi menyebut pangkalan militer ini penting untuk mengalahkan "terorisme" dan akan menjadi pelindung seantero Mesir yang belakangan dilanda pemberontakan dan ekstremisme.
"Mesir akan tetap menjadi negara cinta damai yang akan mengalahkan ancaman teroris beserta pihak-pihak di belakangnya," ujar Sisi di upacara pembukaan, seperti dilansir The New Arab.
"Terorisme akan menjadi katalis untuk meningkatkan upaya di semua level," lanjut dia.
Nama dari pangkalan militer terbaru Mesir ini diambil dari presiden pertama, Mohammed Naguib.
Meski anggaran untuk angkatan bersenjata Mesir dirahasiakan, namun hampir dipastikan bernilai fantastis.
Intervensi Mesir dalam konflik Libya, pembelian sejumlah pesawat jet tempur dan pertempuran di Semenanjung Sinai diestimasi menelan biaya tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
