Selain itu, tercatat 115 orang juga luka-luka akibat ledakan ini. Dilaporkan, ledakan berasal dari mobil yang mengangkut banyak bahan peledak. Mobil ini memasuki kamp militer di Gao.
Dilansir Reuters, Kamis (19/1/2017), serangan ini menjadi serangan yang terparah di beberapa tahun terakhir. Sejumlah wartawan yang ada di lokasi pun melaporkan bahwa puluhan jenazah diletakkan di tanah bebarengan dengan korban luka.
"Ini sangat mengerikan. Serangan terjadi ketika tentara sedang apel. Suaranya sangat kencang sekali," ucap seorang warga Gao.
Bala bantuan pun segera dikerahkan Pemerintah Mali. Terlihat, ambulans segera datang dan sejumlah helikopter pun sudah mendekat ke lokasi.
Sementara itu, juru bicara pasukan penjaga perdamaian PBB mengatakan mobil yang digunakan pelaku serangan masuk ke dalam kamp dan menabrak orang-orang yang ada di depannya.
Presiden Mali, Ibrahim Boubacar pun menyatakan tiga hari berkabung nasional atas terjadinya serangan ini.
Kamp tersebut adalah kamp bagi pasukan pemerintah dan sejumlah anggota pasukan bersenjata lainnya yang melaksanakan patroli gabungan, mengamankan perjanjian perdamaian yang diprakarsai PBB.
Masuknya tentara Prancis pada 2013 pun berhasil mendorong Al Qaeda keluar dari Mali yang sejak setahun sebelumnya menguasai bagian utara dari negara tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
