medcom.id, Benghazi: Kepala Tentara Nasional Libya (LNA) mengatakan pasukannya "membebaskan" kota Benghazi timur setelah bertahun-tahun bertempur dengan kelompok militan.
Panglima tertinggi LNA Khalifa Haftar mengatakan, bahwa kota tersebut sekarang memasuki era baru "keamanan, perdamaian, dan rekonsiliasi".
Jika dikonfirmasi, kemenangan ini akan menandai kemajuan besar bagi mantan komandan di ketentaraan era Moammar Khadafi. Status LNA sendiri tidak diakui oleh Pemerintah Libya yang didukung PBB di Tripoli.
Kerusuhan Libya sejak penggulingan Gaddafi 2011 menunjukkan organisasi ekstremis, termasuk yang disebut Islamic State (ISIS), mendapatkan pijakan di negara tersebut.
Dalam pidato di televisi, Rabu 5 Juli 2017, Panglima Hikut berkata bahwa "setelah perjuangan terus-menerus melawan terorisme dan agennya yang berlangsung lebih dari tiga tahun, kami mengumumkan kepada Anda pembebasan Benghazi", seperti disitat BBC, Kamis 6 Juli 2017.
Pengumuman itu muncul usai pertempuran berdarah, pekan ini, di distrik Sabri di Benghazi. Puluhan pejuang LNA dan berbagai militan Islam lokal sudah tewas di sana.
Gambar yang diposting di situs media sosial menunjukkan beberapa warga sipil di Benghazi dan bagian lain negara tersebut merayakan berakhirnya konflik suram yang menyisakan sebagian besar kota kedua di negara itu dalam reruntuhan. Selain itu mengungsikan ribuan orang dalam beberapa tahun terakhir.
Tapi Panglima Haftar juga memiliki banyak lawan politik dan bersenjata di Libya.
Dia tidak mengenal pemerintah di Tripoli, dan malah mendukung pemerintah di timur.
Para penentang menuding komandan tersebut, yang mendapat dukungan dari beberapa penguasa asing, berupaya menerapkan pemerintahan otokratis di Libya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
