Serangan itu terjadii di kota pesisir Zliten, 170 kilometer sebelah timur Tripoli, ibu kota Libya.
Setelah terjadinya ledakan, petugas penyelamat di lokasi kejadian hanya berhasil mengevakuasi 60 jenazah, sedangkan puluhan lainnya diyakini telah tewas.
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab dan belum teridentifikasi apakah itu bom bunuh diri dari Islamic State (ISIS).
"Kamp pelatihan tersebut digunakan sekitar 400 calon polisi dan sebelumnya pasukan mereka pernah menggagalkan upaya perdagangan manusia lepas pantai," kata petugas keamanan setempat, seperti dikutip Morning Star, Jumat (8/1/2016).
Bom truk tersebut diduga juga berasal dari penyelundup yang beroperasi di Libya terkenal dengan serangan mematikan. Saat ini, pihak berwenang telah meminta bantuan internasional untuk memerangi kelompok perdagangan manusia.
Setelah Libya, negara paling makmur di Afrika, kacau sejak penggulingan NATO yang didukung pemerintah pada 2011 dan pembunuhan pemimpin Kolonel Muammar Gadaffi, negara tersebut dibagi antara pemerintah Tripoli dan Tobruk, milisi dan afiliasi ISIS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
