"Kemenag akan memberikan kuota beasiswa khusus untuk Senegal dan negara-negara akreditasi KBRI Dakar untuk mengikuti pendidikan Islam di Indonesia," kata Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag, Kamaruddin Amin, dalam keterangan tertulis KBRI Dakar kepada Medcom.id, Selasa 24 April 2018.
Kamaruddin menjelaskan bahwa visi yang dijalankan saat ini adalah menjadikan Indonesia sebagai pusat pendidikan Islam dunia.
Saat ini, terdapat 15 ribu mahasiswa asing di berbagai universitas dan pesantren Indonesia. Sistem pendidikan madrasah modern Indonesia yang terintegrasi dengan kurikulum pendidikan nasional telah menghasilkan siswa unggulan yang prestasinya melebihi sekolah umum lainnya, antara lain siswa dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia (IC) Serpong.
Usai bertemu dengan Kamaruddin, Dubes Mansyur menjelaskan bahwa Senegal berencana akan mengirim satu tim untuk melakukan studi banding mengenai pengelolaan pendidikan Islam di Indonesia.
"Mendiknas Senegal memang telah bertemu dengan saya secara khusus. Senegal serius ingin belajar dari kita," ungkap Dubes Mansyur.
Bahkan, Kemdiknas Senegal telah menetapkan tiga negara sebagai model percontohan yaitu Maroko, Sudan dan Indonesia.
Tim dari Senegal ini nantinya akan berisi tujuh orang yang akan tinggal di Indonesia selama lima sampai enam hari. Senegal berharap, Indonesia bisa memfasilitasi kunjungan tersebut ke berbagai sekolah dan universitas Islam dan bertemu dengan Menteri Agama RI.
Hingga sekarang, sistem pendidikan Islam di Senegal masih dikelola secara informal dan belum terintegrasi dengan kurikulum nasional.
Sejak beberapa tahun terakhir Senegal sedang dalam proses memodernisasi pendidikan madrasahnya dengan mendirikan sekolah Quran modern yang terintegrasi dengan kurikulum pendidikan nasional. Program modernisasi ini didanai oleh IDB.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
