Pompeo direncanakan bertemu dengan Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud dan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman di kota Jeddah. Pertemuan ini akan dilakukan sebelum dia terbang ke Uni Emirat Arab untuk membahas masalah Iran.
Kepada awak media, Pompeo mengatakan Arab Saudi dan UEA merupakan dua sekutu besar dalam menghadapi Teheran.
"Kami akan membahas dengan mereka bagaimana memastikan bahwa kita semua selaras secara strategi, dan juga membicarakan mengenai membangun koalisi global," tutur Pompeo, dilansir dari laman AFP.
Dia mengatakan AS tak hanya membentuk koalisi di negara-negara Teluk, namun juga di Asia dan Eropa. "Tujuannya untuk mendorong balik negara pendukung terorisme terbesar di dunia," imbuh dia, merujuk pada Iran.
Perjalanan Pompeo menjadi kontroversi di Negeri Paman Sam. Pasalnya, lawatan dilakukan usai Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa Pangeran Mohammed bisa saja bersalah atas pembunuhan Jamal Khashoggi, wartawan Washington Post yang tewas dibunuh pada Oktober lalu di Konsulat Jenderal Arab Saudi di Istanbul, Turki.
Banyak yang mengatakan kasus Khashoggi seperti jalan di tempat karena adanya hubungan yang relatif 'nyaman' antara pemerintahan Trump dengan Saudi. Namun, Pompeo mengatakan perjalanan ini semata untuk membahas Iran.
Menggunakan isu Iran sebagai landasan, Pompeo akan memberikan izin penjualan senjata senilai USD8,1 miliar atau sekitar Rp114,7 triliun ke Arab Saudi. Namun, Kongres AS khawatir senjata yang dijual itu dapat dipakai Saudi untuk membunuh warga sipil dalam perang di Yaman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
