Hujan yang tidak menentu, temperatur super tinggi dan banjir telah merusak sektor pertanian di belasan negara Afrika. Panen pun otomatis gagal.
Sekitar 27,4 juta orang di wilayah selatan Afrika dari total 292 juta jiwa akan menggantungkan hidup mereka dari ketersediaan pangan pada akhir tahun ini.
Persediaan jagung turun hingga 90 persen di beberapa negara dari anggota Komite Pengembangan Afrika Selatan (SADC).
"Akibat beberapa faktor, jumlah orang yang kesulitan mencari makanan meningkat 13 persen menjadi 27,4 juta tahun ini, dibandingkan 24,3 juta tahun lalu," tulis laporan SADC, seperti dilansir AFP, Minggu (16/8/2015).
Namun dalam pertemuan di Botswana pada Senin besok, 15 negara tidak akan bergabung meminta pertolongan ke dunia internasional.
"Negara itu akan melakukannya (meminta pertolongan) secara individual," ucap Margaret Nyirenda, kepala divisi makanan dan sumber daya alam SADC.
Malawi, Zimbabwe, Namibia dan Botswana adalah empat dari 15 negara di wilayah selatan Afrika yang paling parah terkena krisis makanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
