Kementerian Pertahanan Tunisia melaporkan bahwa sekitar 180 orang, baik warga lokal maupun asing, berada dalam kapal tersebut. Seorang korban selamat menceritakan bahwa kapten meninggalkan kapal untuk menghindari penangkapan.
"Saya selamat dengan berpegangan pada papan kayu selama sembilan jam," ujar dia kepada kantor berita Reuters, di sebuah rumah sakit di kota Sfax.
Flavio Di Giacomo, juru bicara Organisasi Migrasi Internasional (IOM), mengingatkan di Twitter bahwa jumlah pasti korban dalam tenggelamnya kapal tersebut belum diketahui.
Tunisia belakangan ini sering digunakan sindikat perdagangan manusia untuk menyeberangkan para imigran dari benua Afrika ke Eropa. Biasanya Libya menjadi negara keberangkatan, namun pemerintah telah menggalakkan operasi memberantas sindikat tersebut.
Sementara itu dalam insiden terpisah, sembilan orang termasuk enak anak-anak tewas di lepas pantai Turki, setelah speedboat mereka tenggelam.
Pada 30 Mei, IOM mencatat 32.080 orang telah mencapai Eropa dengan menggunakan kapal sepanjang tahun ini, dan sekitar 660 meninggal dunia atau hilang dalam percobaan menyeberangi lautan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
