Pertempuran pada Minggu malam terjadi di sebuah area di mana kubu pemberontak dan pasukan pemerintah sama-sama melawan ISIS dalam operasi berbeda.
Menurut seorang sumber dari aliansi militer pendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad, Rusia memediasi agar konfrontasi pemberontak dan pasukan Suriah berakhir. Rusia juga telah mencegah kejadian serupa di masa lalu.
Insiden terbaru terjadi dekat kota al-Bab yang telah direbut dari ISIS oleh pemberontak Free Syrian Army (FSA) pekan lalu.
"22 anggota rezim (Assad) tewas dalam pertempuran," ujar pernyataan resmi FSA, seperti dilansir AFP, Senin 27 Februari 2017.
Seorang sumber dari militer Suriah mengklaim pemberontak "telah membidik pasukan kami di Tadef dengan artileri dan senapan mesin. Sumber itu, yang menyebut FSA sebagai grup teroris dari Turki, tidak memberitahu adanya korban jiwa.
Sebelumnya pada bulan ini, seorang diplomat senior Turki mengatakan bahwa Tadef adalah garis pembatas antara pasukan Suriah dengan pemberontak yang didukung Turki.
Turki, negara pendukung oposisi di Suriah, mulai bekerja sama dengan Rusia tahun lalu. Bersama Moskow, Rusia memediasi gencatan senjata antara pemerintah Suriah dan pemberontak di wilayah barat.
Militer Suriah mengklaim konfrontasi ini merupakan bukti bahwa tujuan utama pemberontak yang didukung Turki "bukan memerangi Daesh (ISIS)," tapi menghalangi operasi pasukan pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
