Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menduga pelaku pengeboman adalah seorang anak-anak berusia 12 hingga 14 tahun, yang dikendalikan atau berada di bawah pengaruh kelompok militan Islamic State (ISIS).
"Pelaku aksi barbar ini secara pengecut menghancurkan sebuah pernikahan, membunuh puluhan orang dan melukai banyak lainnya," ujar Ned Price, juru bicara Dewan Keamanan Nasional di Gedung Putih, seperti dikutip Reuters, Minggu (21/8/2016).
"Kami turut berduka untuk keluarga korban tewas, dan kami berharap korban luka dapat segera sembuh. Kami berdiri tegak bersama warga Turki untuk melindungi demokrasi mereka di hadapan segala bentuk terorisme," sambung dia.
Pekan ini, Wakil Presiden AS Joe Biden akan mendiskusikan terorisme dalam rencana kunjungannya ke Turki.
Ledakan pada Sabtu malam terjadi di distrik Sahinbey yang merupakan rumah bagi banyak warga Kurdi. Sejumlah laporan media lokal menyebut ada banyak warga Kurdi yang hadir dalam acara pernikahan tersebut.
Menurut Erdogan, serangan di Gaziantep bertujuan memecah-belah kesatuan antara etnis Arab, Kurdi dan Turki. Banyak ekstremis memandang Kurdi sebagai salah satu musuh utama. Selama ini, pasukan Kurdi memainkan peranan penting dalam memerangi ISIS di Suriah.
"Kami sangat berduka, tapi kekuatan persatuan kami akan mengalahkan serangan brutal ini," tutur Perdana Menteri Binali Yildirim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
