Keinginan Palestina untuk bergabung dengan ICC makin kuat setelah Dewan Keamanan PBB menolak resolusi tenggat waktu agar Israel pergi dari wilayah yang akan dijadikan Palestina sebagai negara merdeka. Penolakan resolusi itu diumumkan pada 30 Desember 2014 lalu.
Pada Jumat 2 Januari 2015 lalu, Palestina telah menyerahkan dokumen yang meratifikasi Statuta Roma. Statuta tersebut menjadi dasar pembentukan ICC.
Penyerahan dokumen tersebut merupakan langkah akhir bagi Palestina untuk bergabung ICC. PBB mengatakan Sekjen PBB akan memeriksa dokumen itu.
Kini Sekjen PBB Ban Ki-Moon akhirnya mengeluarkan penilaiannya atas dokumen yang diserahkan Palestina. Dirinya pun mengumumkan penerimaan keanggotaan Palestina di ICC.
"Statuta (Roma) yang ditandatangani Palestina akan berlaku mulai 1 April 2015. Ini sesuai dengan prosedur yang berlaku," ujar Ban Ki-Moon, seperti dikutip Associated Press, Rabu (7/1/2015).
Bergabung dengan ICC adalah strategi baru dari Palestina untuk menekan Israel mundur dari wilayah yang seharus jadi milik Palestina. Dengan ini, Israel bisa mengakui Palestina sebagai negara.
Namun langkah Palestina ini dikecam oleh Israel. Negara Yahudi itu kemudian membekukan dana pajak yang dikumpulkan dari warga Palestina. Dana tersebut berjumlah hingga USD100 juta. Israel juga menjanjikan langkah keras diambil atas keputusan Palestina.
Amerika Serikat (AS) juga menentang langkah Palestina. Mereka menilai hal ini sebagai halangan untuk meraih perjanjian damai secara permanen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
