"Kita masih menentukan poin-poin penting apa yang perlu dibahas. Yang jelas nanti pasti akan banyak sekali isu yang dilontarkan. tentang pemboikotan Israel sendiri, sebelumnya kita masih harus analisis," ucap Direktur Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri RI, Febrian Ruddyard, di Jakarta, Kamis 2 Mei 2019.
Febrian menambahkan diskusi informal 'Arria Formula' ini sangat tepat untuk membahas isu-isu Israel. Menurut dia, dalam pertemuan informal tidak perlu khawatir akan hasil akhir yang menegangkan.
Diskusi informal ini, ucap Febrian, tidak membuahkan hasil yang mengikat. Namun, perannya penting dalam membuka perspektif masyarakat dunia.
"Untuk awal mungkin kita dimulai dari topik pemukiman ilegal, namun tidak menutup kemungkinan nantinya bahas isu ekonomi, kemudian mengenai Yerusalem," ungkapnya.
"Namun Arria Formula ini tepat sekali digunakan untuk membahas isu soal Israel tanpa perlu harus khawatir dengan hasil akhirnya, karena Arria Formula tidak berorientasi pada produk di Dewan Keamanan," lanjut Febrian.
Indonesia mendapat kesempatan sebagai presiden DK PBB pada Mei 2019. Tema yang diambil adalah Operasi Pasukan Perdamaian, namun Indonesia menyelipkan agenda mengenai Palestina secara informal.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi membuka diskusi informal ini. Sementara Wakil Tetap RI di New York Dian Triansyah Djani yang akan menjadi moderatornya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
