Evakuasi sempat ditunda pada Jumat 16 Desember, satu hari setelah ribuan orang mulai meninggalkan kawasan pemberontak di bawah perjanjian dengan pasukan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.
Masuknya bus diawasi grup relawan Bulan Sabit Merah dan Komite Internasional Palang Merah. "Rombongan bus datang untuk mengevakuasi teroris tersisa dan keluarga mereka," lapor kantor berita pemerintah Suriah, SANA.
Rintangan utama yang menyebabkan tertundanya evakuasi adalah jumlah warga yang akan dievakuasi dari dua desa Syiah, yakni Fuaa dan Kafraya.
Seorang perwakilan pemberontak mengatakan kepada AFP bahwa perjanjian baru telah dicapai, dan evakuasi akan berlanjut dalam dua fase.
"Dalam fase pertama, separuh orang di Aleppo timur akan dievakuasi, begitu juga dengan 1.250 orang dari Fuaa," ujar dia.
Menurut data PBB, sekitar 40 ribu warga sipil dan pemberontak di Aleppo timur. "Sementara dalam fase kedua, 1.250 orang dari Kafraya akan pergi bersamaan dengan sisa warga lainnya di Aleppo," sambungnya.
Sekitar 1.500 orang lainnya akan meninggalkan Fuaa dan Kafraya di lain waktu, bersamaan dengan warga dari Zabadani dan Madaya, dua kota pemberontak yang dikepung pasukan rezim di provinsi Damaskus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
