Ancam Putus Hubungan dengan RI, Erdogan Dinilai Hanya Menggertak

medcom.id, Jakarta: Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDIP, Charles Honoris menanggapi ancaman Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk memutus hubungan bilateral dengan Indonesia bila tak segera menutup sekolah-sekolah yang berhubungan dengan yayasan Fethullah Gulen.
 
"Saya tidak yakin beliau akan melakukan hal itu, karena konsekuensinya terlalu besar apabila memang diputus. Menurut saya, ini hanya sebagai scare tactic, hanya bluffing saja," ujar Charles ketika ditemui di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta Pusat, Senin (1/8/2016).
 
Hubungan Indonesia dengan Turki, kata dia, sudah terbentuk dengan baik dari zaman pemerintahan Presiden Soekarno. Hubungan dagang pada saat itu sangat bagus dan memutuskan hubungan dengan Indonesia dinilai akan sangat merugikan Turki.

"Saya rasa ini hanya bluffing dari seorang Erdogan yang sangat emosional dan posisi politiknya sedang terguncang dan saya rasa dalam waktu yang dekat tidak akan menjadi isu lagi," imbuhnya lagi.
 
Charles mengatakan Pemerintah Indonesia sebaiknya tak usah merespons ancaman Erdogan. "Seperti ini kan hanya paranoidnya seorang Erdogan yang alami krisis politik dan hampir dijatuhkan posisinya sebagai presiden," tutur dia.
 

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (Foto: AFP)
 
Ia juga menganggap yang terjadi di Turki adalah sesuatu yang sangat personal. Menurutnya, ini adalah suatu reaksi paranoid dan sesuatu yang tidak perlu direspons.
 
Sebelumnya, Pemerintah Turki meminta Indonesia untuk menutup sembilan sekolah di berbagai wilayah di Indonesia karena diduga terkait dengan yayasan Gulen.
 
Fethullah Gulen adalah seorang ulama Turki yang hidup mengasingkan diri ke Amerika Serikat (AS). Erdogan menuduhnya sebagai dalang di balik kudeta Turki. 
 
Permintaan menutup sembilan sekolah terafiliasi Gulen tersebut merupakan upaya "bersih-bersih" ala Erdogan terhadap semua oposisi setelah berakhirnya kudeta.
 

Fethullah Gulen. (Foto: AFP)
 
Turki menahan total 103 jenderal dan laksamana setelah percobaan kudeta yang berakhir gagal. Kudeta yang berawal pada Jumat 15 Juli malam berakhir gagal, hanya lima jam setelah dimulai. 
 
Pasukan loyalis Presiden Recep Tayyip Erdogan berhasil menggagalkan usaha faksi militer yang sempat memblokade sejumlah ruas jalan dengan tank. Percobaan kudeta ini telah menewaskan lebih dari 290 orang.  
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di

Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id