medcom.id, Nairobi: Lima belas orang dilaporkan hilang setelah sebuah bangunan bertingkat tujuh ambruk, pada Senin 12 Juni malam. Lokasinya di sebuah wilayah pinggiran timur ibu kota Kenya, Nairobi.
Palang Merah Kenya mencuit bahwa tim tanggap darurat dikerahkan ke lokasi kejadian, di area Kware Pipeline Embakasi.
Harian The Star menyebutkan puluhan orang telah dievakuasi beberapa saat sebelum gedung runtuh. Saksi mata mengatakan kepada surat kabar itu bahwa bangunan tersebut telah dikutuk setelah retakan muncul di dindingnya.
(Baca: Bangunan Roboh di Kenya, 15 Orang Dilaporkan Hilang).
(Baca: Bangunan Roboh di Kenya, 15 Orang Dilaporkan Hilang).
Koordinator upaya penyelamatan, Pius Masai, menuturkan bahwa lebih dari 100 orang telah diselamatkan. Namun menambahkan bahwa beberapa orang mungkin masih terjebak di dalamnya.
"Upaya penyelamatan terus berlanjut," katanya dalam sebuah pernyataan, seperti disitat BBC, Selasa 13 Juni 2017. Seraya meminta orang-orang yang memiliki akses ke "pemotong, pengebor, dan peralatan pengekstrusi lainnya" untuk membantu pencarian.
Satuan Manajemen Bencana Nasional menyatakan bahwa kebanyakan keluarga segera bertindak ketika diperintahkan supaya meninggalkan gedung tersebut sebelum keruntuhannya, dengan begitu 121 orang berhasil mengamankan diri.
Media setempat melaporkan bahwa beberapa orang masuk kembali ke dalam bangunan tersebut untuk mengumpulkan barang-barang saat gedung itu runtuh, sehingga menjebak mereka. Polisi mengaku tidak tahu berapa banyak orang yang terperangkap.
Bangunan ambruk menjadi masalah di Kenya dengan banyak orang di Nairobi tinggal di wilayah berpenghasilan rendah atau daerah kumuh. Perumahan sangat diminati, dan pihak pengembang sering mengabaikan peraturan.
Pada April 2017, 49 orang meninggal setelah sebuah bangunan runtuh akibat hujan lebat di Nairobi.
Pada puncak musim hujan Kenya pada April 2016, sebuah bangunan berlantai enam ambruk menewaskan 52 orang di distrik Huruma, Nairobi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
