English adalah tokoh pengganti PM John Key yang mengundurkan diri secara mendadak pada 2016. Ia berencana maju dalam pemilu mendatang.
Saat ditanya apakah fokus dari kampanyenya, English menjawab, "pertumbuhan," merujuk pada pengembangan ekonomi Selandia Baru sekitar 3,5 persen per tahun. Ia juga menekankan pentingnya kestabilan di tengah pergolakan politik global.
"(Kita) telah berhasil menghadirkan pemerintahan stabil, yang saat ini merupakan hal penting di tengah ketidakpastian di berbagai penjuru dunia," tutur English kepada awak media, seperti dikutip AFP, Rabu (1/2/2017).
Sebuah survei opini dilakukan setelah Key mengundurkan diri. Dukungan terhadap Partai Nasional menurun 4,5 persen di angka 45, sementara koalisi Buruh-Hijau naik ke 43 persen.
Menurut English, pemilu mendatang merupakan persaingan ketat dan pemenangnya akan ditentukan lewat selisih suara yang tipis.
Mantan petani berusia 54 tahun, English telah berada di parlemen Selandia Baru selama 27 tahun. Ia menjadi menteri keuangan di bawah Key.
Kepala Partai Buruh Andrew Little mengaku akan berkampanye dalam isu seperti kesehatan, kepemilikan rumah dan pendidikan. "Selandia Baru akan memilih pemerintah baru yang memberikan harapan kepada mereka yang telah ditinggalkan Nasional," ucap Little.
Saat mundur pada Desember, Key mengaku lelah usai memimpin negara berpenduduk 4,5 juta jiwa sejak 2008. "Saya sudah tidak punya apa-apa lagi dalam diri saya," ungkap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
