Penggeledahan yang telah disepakati dua negara ini terkait kasus Jamal Khashoggi, jurnalis Arab Saudi yang dinyatakan hilang usai memasuki konsulat pada 2 Oktober. Turki menduga Khashoggi telah dibunuh, sementara Arab Saudi dengan keras membantahnya.
Seorang koresponden kantor berita AFP melihat tim investigator dan jaksa Turki keluar dari konsulat dan memasuki kendaraan yang terparkir di bagian depan. Mereka membawa beberapa sampel, termasuk tanah dari taman di dalam area konsulat.
Sementara itu di Amerika Serikat, Presiden Donald Trump mengaku telah menelepon Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi dalam kasus Khashoggi.
.jpg)
Infografis kasus Jamal Khashoggi. (Foto: AFP)
"Bantahannya sangat, sangat kuat," ujar Trump merujuk pada Raja Salman. "Menurut saya, mungkin ada pembunuh gelap di balik kasus ini, siapa yang tahu, bukan?" lanjut dia.
Khashoggi memasuki gedung konsulat untuk mendapatkan sertifikat perceraian agar dapat menikah lagi. Tunangan Khashoggi menunggu selama berjam-jam di luar konsulat, namun kontributor Washington Post itu tidak juga kunjung keluar.
Sejumlah pejabat Turki meyakini Khashoggi telah dibunuh, dan mengklaim memiliki bukti audio serta video terkait kematiannya. Sumber intelijen Turki juga menyebut Khashoggi sempat merekam dirinya saat memasuki konsulat dengan menggunakan jam tangan merek Apple.
Baca: Jurnalis Saudi Sempat Hidupkan Rekaman sebelum Masuk Konsulat
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
