Organisasi non-pemerintah Amnesti Internasionall menilai kelaparan di Madaya hanya satu dari banyak kasus serupa di Suriah, yang terjadi akibat perang sipil berkepanjangan antara pasukan rezim dengan pemberontak.
"Sejumlah laporan adanya kelaporan ini hanya merepresentasikan ujung dari gunung es," ujar Philip Luther, Direktur Amnesti Internasional cabang Timur Tengah, yang merujuk pada Fenomena Gunung Es.
"Warga Suriah menderita dan meninggal di seantero penjuru, karena kelaparan telah digunakan sebagai senjata perang, baik oleh pemerintah Suriah maupun grup bersenjata," sambung dia, seperti dikutip CNN.
Luther juga menuduh kedua kubu yang bertikai di Suriah telah bermain-main dengan ratusan ribu nyawa manusia. Amnesty International menegaskan membuat warga kelaparan sebagai salah satu taktik adalah kejahatan perang.
Duta Besar Suriah untuk PBB Bashar al-Ja'afari membantah rezim Presiden Bashar al-Assad sengaja membuat warganya kelaparan.
"Pemerintah Suriah tidak pernah menghentikan konvoi bantuan kemanusiaan," tegas Ja'afari. "Malah sebaliknya, kami mengirim banyak konvoi dan juga meminta PBB untuk mengirim lebih banyak lagi."
Menurut data PBB, lebih dari 250 ribu warga Suriah tewas dalam perang sipil yang sudah memasuki tahun kelima.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
