Dalam pertemuan tersebut, keduanya memperlihatkan keakraban mereka. Netanyahu bahkan memuji keputusan Trump yang dinilai berani memindahkan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Pemimpin Israel dari kalangan garis keras sayap kanan, Partai Likud Yisrael tersebut memuji-muji Trump. Dia menyamakannya dengan Raja Persia Kuno Sirus Yang Agung, yang membebaskan orang-orang Yahudi dari tawanan di Babel.
Dia bahkan menyebut presiden AS itu seperti Lord Balfour.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih atas persahabatan Anda yang luar biasa," kata Netanyahu, seperti dilansir dari laman AFP, Selasa 6 Maret 2018.
Trump menanggapi dengan menyatakan bahwa dia mempertimbangkan untuk membuka kedutaan AS yang kontroversial tersebut pada Mei, tepat di hari ulang tahun Israel yang ke-70.
"Kami mempertimbangkan untuk datang. Jika saya bisa," kata Trump.
"Mungkin, saya akan membicarakan hal-hal tersebut dan hal lainnya," lanjut dia.
Menurutnya, Israel merupakan negara yang sangat spesial baginya.
"Negeri yang spesial, orang-orang yang spesial, dan saya menantikan untuk berada di sana, dan saya bangga dengan keputusan itu," kata Trump.
Israel telah lama mengklaim Yerusalem sebagai ibu kotanya. Sedangkan Palestina mendambakan Yerusalem Timur sebagai ibu kota jika merdeka dari Israel. Kesepakatan internasional meyakini bahwa status Yerusalem harus ditentukan lewat dialog perdamaian Israel-Palestina. Adapun perdamaian kedua pihak sangat krusial bagi perdamaian Timur Tengah secara keseluruhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
