"Ini adalah bencana nasional. Kami mohon maaf hal ini terjadi," katanya dalam sebuah pernyataan resmi, lima hari setelah penyerangan di Dapchi, negara bagian Yobe.
"Kita berdoa agar tentara menemukan dan mengembalikan anggota keluarga Anda yang hilang. Pemerintah mengirim lebih banyak tentara dan pesawat pengintai demi mengawasi gerakan di seluruh wilayah selama 24 jam, dengan harapan semua gadis yang hilang akan ditemukan," cetusnya seperti disitat Guardian, Sabtu 24 Februari 2018.
Muncul kabar simpang siur mengenai jumlah siswi yang hilang. Diperkirakan jumlahnya antara 50 sampai lebih dari 100 orang.
Menurut asosiasi wali murid, 105 siswi terdaftar itu hilang menyusul serangan di sekolah mereka pada Senin malam. Banyak siswi yang tidak pulang ke rumah usai kejadian itu.
Hilangnya puluhan siswi memunculkan kembali kenangan buruk atas penculikan massal Boko Haram terhadap lebih dari 200 gadis asal Chibok pada April 2014.
Serangan di Dapchi menggarisbawahi kemampuan Nigeria mengamankan daerah pedesaan yang sulit dijangkau di wilayah terpencil. Belakangan pemerintah Nigeria menegaskan bahwa Boko Haram sudah hampir kalah.
Selain sekolah, masjid dan pasar juga sering menjadi target Boko Haram. UNICEF menyebut tragedi penyekapan gadis-gadis Chibok merupakan sesuatu yang tidak dapat dilupakan. Penculikan di Dapchi dinilai sebagai "kengerian baru" di Nigeria.
Lebih dari 2.295 guru terbunuh dan hampir 1.400 sekolah hancur sejak pemberontakan Boko Haram dimulai pada 2009.
Boko Haram sering menculik demi mendapatkan uang tebusan dalam membiayai operasi mereka. Penculikan juga bertujuan untuk melakukan pertukaran tahanan dengan pemerintah Nigeria.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
