Didesain oleh arsitektur Dorte Mandrup, Bestseller Tower tidak hanya akan menjadi yang tertinggi di Denmark, tapi di seantero Eropa barat. Bestseller Tower akan mengalahkan The Shard di London dengan selisih 10,4 meter.
"(Menara) itu akan menjadi sebuah objek penting yang menjadikan Brande dikenal," kata Andres Krogh Vogdrup, kepala konstruksi Bestseller, dilansir dari laman Guardian, Senin 1 April 2019.
Krogh Vogdrup mengaku sengaja memilih Brande karena kota tersebut dikelilingi pemandangan alam yang indah. Ia menilai hingga saat ini masih banyak orang, tak terkecuali warga Denmark, yang tidak tahu mengenai Brande.
"Selama lebih dari 30 tahun, kami senang akan memiliki 'rumah' di Brande, dan kami merasa sebagai bagian alami dari masyarakat lokal," tutur Krogh Vogdrup, saat rencana pembuatan menara itu pertama kali diumumkan.
Bestseller Tower bukanlah menara pencakar langit pertama yang dibangun di wilayah pegunungan. Tahun 1991, Jepang membangun menara 41 lantai bernama Sky Tower 41 di wilayah Kaminomiya, prefektur Yamagata.
Berbeda dengan di Jepang, Bestseller Tower akan berdiri di sebuah area yang relatif datar. Hal ini memungkinkan menara tersebut dapat dilihat dari jarak sejauh 60 kilometer.
"Sulit mencari orang yang menentang pembangunan menara ini. Semua orang sepertinya berpikir ini adalah proyek fantastis. Saya juga berpikir demikian," ungkap Morten Dickmann, seorang repoter dari surat kabar lokal di Brande.
"Media Denmark berusaha keras mencari seseorang yang menentang (pembangunan menara), tapi sepertinya mereka kesulitan mencarinya," sambung dia.
Suara penentangan datang dari Trine Kammer, seorang arsitek yang tinggal di Aarhus. Ia menilai masyarakat Brande terlalu takut untuk mengkritik proyekBestseller. "Mereka sudah menganggap Bestseller seperti agama," sebut dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
