Alana Cutland, 19, asal Milton Keynes di Buckinghamshire, meninggal pekan lalu, Kementerian Luar Negeri Inggris menegaskan.
Polisi di pulau Afrika mengatakan belum jelas mengapa dia membuka pintu pesawat ringan. Teori yang sedang diselidiki: dia mungkin menderita reaksi parah terhadap obat anti-malaria.
Keluarganya mengatakan mereka bersedih atas kematian "seorang wanita muda yang cerdas dan mandiri".
Jafisambatra Ravoavy, kolonel polisi, mengonfirmasi Cutland membuka pintu pesawat segera setelah lepas landas dari landasan udara terpencil di Madagaskar utara, pada 25 Juli.
Dia sedang belajar ilmu alam di Robinson College dan sedang magang di pulau itu. Penyebab kematiannya belum dikonfirmasi oleh otoritas Inggris. Polisi menggunakan helikopter dan tim darat buat mencari mayatnya.
Melalui sebuah pernyataan, keluarganya mengatakan dia adalah seorang penari berbakat dengan rasa petualangan "yang menerangi setiap ruangan yang dia masuki, dan membuat orang tersenyum hanya dengan berada di sana".
"Dia selalu begitu baik dan mendukung keluarga dan teman-temannya, yang mengakibatkan dia memiliki hubungan yang sangat istimewa dengan jaringan luas orang-orang dari semua lapisan kehidupannya, yang kita tahu akan sangat merindukannya," kata mereka, dilansir dari BBC, Jumat 2 Agustus 2019.
Dr David Woodman, dari Robinson College, berkata "sangat terkejut dengan berita kematian Alana" dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarganya.
"Dalam dua tahun di sini, dia memberi kontribusi besar untuk berbagai aspek kehidupan di kampus -- dia akan sangat dirindukan oleh kita semua," katanya.
Madagaskar merupakan sebuah pulau di lepas pantai tenggara Afrika, terkenal karena margasatwanya yang unik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
