Kedua rudal terbaru ini ditembak dari Provinsi Hwanghae yang berada di dekat Semenanjung Korea. Rudal itu dilepaskan ke arah laut pada Selasa 6 Agustus 2019.
Pelepasan rudal ini adalah bentuk kemarahan Korut terhadap latihan militer Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel). Latihan perang itu sudah dimulai sejak Senin 5 Agustus 2019.
Pernyataan yang dikeluarkan oleh pihak Kementerian Luar Negeri Korut tidak menyebutkan mengenai peluncuran rudal. Tetapi mereka mengatakan bahwa latihan milter Korsel membuat pihaknya mengembangkan dan menguji coba senjata baru.
“Amerika Serikat dan Korea Selatan memainkan berbagai dipaksa tipuan yang membenarkan latihan militer. Perilaku agresif ini tidak bisa ditutupi lagi,” ujar pernyataan Kemenlu Korut, seperti dikutip BBC, Selasa, 6 Agustus 2019.
“Kami berhak untuk mengembangkan, menguji dan meluncurkan kekuatan fisik demi menjaga ketahanan nasional,” imbuh pihak Korut.
“Kepada Korsel dan AS, kami sudah mengeluarkan peringatan beberapa kali mengenai latihan militer ini. Tindakan semacam ini bisa mengganggu hubungan Korea Utara dan AS serta hubungan kedua Korea,” peringatan dari pernyataan itu.
Amerika Serikat mengungkapkan bahwa latihan militer dengan Korea Selatan sudah melalui konsultasi bersama. Konsultasi ini pun dilakukan dengan Jepang.
Latihan utama dimulai pada 11 Agustus, dengan persiapan terus dilakukan oleh kedua pihak. Korut telah mengatakan bahwa latihan tersebut telah melanggar kesepakatan perjanjian dengan Donald Trump dan Presiden Korsel Moon Jae-in, yang sebelumnya tercapai.
Adapun rudal yang diluncurkan Korut diperkirakan sebagai rudal balistik jarak pendek. Rudal itu menjelajah hingga 450 kilometer dengan ketinggian mencapai 37 kilometer.
Penulis: Rifqi Akbar
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
